Sondag 02 Junie 2013

Cerpen

SEBUTIR TELUR 


Langit yang mendung dan hujan yang turun seraya mengerti perasaan orang- orang yang sedang larut dalam rasa duka. Tangisan yang menderai, tak henti-hentinya terdengar. Sosok seorang yang sangat dihargai dan dihormati itu kini telah tiada. Panglima Jenderal yang gagah berani itu baru saja berpulang, bukan karena habis berperang membela negara melainkan karena penyakit jantungnya, yang tiba-tiba menyerangnya. Berbondong-bondong mereka datang ke kediaman. Tak pandang bulu, mulai dari orang lain, kerabat, keluarga, dan penjabat- penjabat tinggi pun terus berdatangan. Sekiranya untuk melihat jasad terakhir sosok seorang yang sangat baik itu. Jenderal itu meninggalkan empat orang anak, sedangkan istrinya juga sudah lama telah tiada. Anak-anaknya kini menjadi yatim piatu. Anak- anak yang sudah beranjak dewasa itu, tak menyangka ayahnya telah pergi, padahal mereka masih membutuhkan kasih sayang dan ajaran dari sang ayah. Namun apa daya, Tuhan telah memanggilnya. Saat pemakaman, di kerumuni oleh ratusan orang. Kesediahan pun telah sampai pada puncaknya, saat Jenderal itu dimasukkan ke liang lahat. Setelah pemakaman selesai, orang-orang tak henti-hentinya menceritakan kematian sang Jederal, bukan lagi riwayat dari Jenderal itu tapi mengenai warisan dari sang Jederal kepada keempat anaknya. Sepeninggalan sang Jenderal masih menimbulkan tanda tanya, bagaimana tidak? Sang Jenderal tidak mewariskan sejumlah uang, rumah, atau perusahaan tapi hanya mewariskan sebutir telur. Entah.. apa maksud dari sang Jenderal. Apakah sang Jenderal itu lupa? atau memang tidak mewariskan hartanya kepada anak-anaknya. Sedangkan anak-anak dari sang Jenderal belum memikirkan hal itu, karena masih di selimuti rasa kehilangan atas kepergian sang ayah. Sekarang berita itu semakin meluas bahkan menjadi topik utama dalam setiap pembicaraan. Wartawan yang tak henti-hentinya mencari tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi. “ayah tak memberikan pesan apapun, tapi hanya memberikan sebutir telur ini untuk kami berempat”, jawab anak sulung setiap kali di tanya soal itu. Ini semakin menimbulkan tanda tanya dan semakin membuat penasaran semua orang. “Hanya sebutir telur? Mana mungkin sang Jenderal hanya memberikan itu kepada anak-anaknya, sang jenderal itu kan kaya raya dan semasa hidupnya selalu menolong orang lain sehingga dia dikenal dengan kedermawannya”, ucap salah seorang kerabat dari sang Jenderal. “Mau di apakan sebutir telur itu untuk di bagi adil dengan empat orang anak?”, ekspos salah satu media massa mengenai hal itu yang menjadi cover depan dari sebuah surat kabar. Banyak yang memberi masukkan mengenai masalah itu, entah secara langsung menyampaikan maupun lewat media elektronik. “sebaiknya telur itu dierami saja dan tunggu hingga telur itu menetas lalu tumbuh menjadi anak ayam dan melahirkan anak lagi, nah itulah yang dibagikan kepada empat orang anak.”, kata salah seorang yang menulis di blognya. Lain dari itu “telur itu di goreng atau di rebus saja sehingga nanti bisa di bagi empat untuk empat orang anak itu”. Ada juga yang memberi saran agar telur itu di lelang, “itu kan warisan terakhir dari sang jenderal pasti banyak yang berminat, lumayan hasil lelang itu bisa di bagi keempat orang anak Jenderal”, ujar seorang kerabat. Bahkan ada yang bilang agar telur itu di museumkan saja karena itu adalah warisan terakhir dari sang Jenderal. Itulah masukkan dari sebagian orang yang peduli dengan masalah itu. Semua itu mereka lakukan untuk membantu memecahkan masalah yang yang di hadapi empat orang anak Jenderal, namun para anak sebenarnya belum tidak mau mengurusi masalah itu, tapi mau tidak mau anak-anak dari Jenderal harus menyelesaikan masalah itu, jika semakin dibiarkan maka akan semakin mempekeruh suasana dan tidak akan ada habisnya untuk dibahas. Masalah sepele itu semakin dibesar-besarkan. Karena bingung harus bagaimana lagi, sedangkan pendapat orang di negeri ini berbeda-beda bahkan sempat menimbulkan pertentangan, sehingga anak sulung dari Jenderal itu menelpon sahabat ayahnya yang berada di luar negeri. Namanya Mr. Richard. Anak sulung itu cukup dekat dengan Mr.Richard. Mr. Richard juga cukup fasih berbicara bahasa Indonesia karena pernah tinggal cukup lama di Indonesia. Si anak sulung pun menceritakan masalah yang terjadi. Mendengar itu Mr. Richard mau menolong masalah yang dihadapi oleh anak Jenderal itu. Untuk itu dia segera ke Indonesia. Setalah sampai di rumah kediaman Jendral, Mr. Richard beristirahat dahulu. Datanglah si anak sulung menghampirinya. “Bagaimana Mr. Richard apakah Mr sudah menemukan jalan keluar yang tepat?”, tanya anak sulung. “ya, tentu, saya sudah memikirkan soal itu”, jawab Mr. Richard. “oh, ya..bagaimana Mr?”, tanyanya lagi dengan rasa penasaran. “untuk anak Jenderal masing-masing dari kalian akan diberikan uang sebesar seratus juta rupiah dan satu unit mobil, apalah arti sejumlah uang dibandingkan jasa ayahmu”, jawab Mr. Richard dengan jelas dan tanpa bimbang. “Lalu dari mana uang dan mobil itu? Kami kami ada empat orang?” timpal anak sulung itu. “ jangan khawatir masalah itu, saya sudah mengurusnya. Bantuan itu dari bantuan pemerintah, swadaya masyarakat, juga bantuan sosial dari luar negeri. Anggap saja itu sebagai balas jasa atas jasa ayahmu yang telah menjaga perdamaian selama ini”. “iya, saya ucapkan terima kasih atas bantuan Mr. yang rela jauh-jauh datang ke mari untuk membantu kami untuk menyelesaikan masalah ini”, ucap anak sulung itu dengan rasa lega. Setelah berita itu tersiar, tak ada lagi pembicaraan mengenai masalah sebutir telur itu, yang karenanya telah menghebohkan hampir seluruh jagat. Kini para anak pun hidup dengan nyaman dan bahagia dengan fasilitas yang diberikan. Usai menyelesaikan masalah itu, Mr. Richard pun kembali ke Amsterdam. “masalah sudah selesai, jadi saya pamit dulu ya…”, izin Mr. Richard “loh..kok cepat Mr., apakah Mr. tidak tinggal untuk sementara waktu untuk menikmati keindahan Indonesia?” “tidak, kapan-kapan saja saya ke sini lagi, karena saya masih ada urusan di Amsterdam”, jawab Mr. Richard. “iya, Mr Richard terima kasih banyak atas bantuannya”, lanjut si Anak sulung itu sambil memberikan sebuah bingkisan untuk Mr. Richard. “ini apa?” tanya Mr. Richard. “ambil saja Mr. itu adalah telur dari ayah saya, saya berikan untuk Mr. saja karena Mr. telah membantu kami. Mr. Richard juga kan sahabat ayah dan mungkin telur ini kami tidak membutuhkannya lagi, lagi pula kami telah mendapatkan hak kami dengan adil, jadi untuk apa lagi kami menyimpannya”,ujar anak itu. “yah..sudah saya terima, saya harus buru-buru ke bandara nih nanti ketinggalan pesawat”, kata Mr. Richard. “iya Mr. sekali lagi saya ucapkan terima kasih. Semoga Mr. selamat sampai Amsterdam dan perjalannya menyenangkan Mr”. Mr. Richard pun segera menuju ke Bandara Sukarno- Hatta. Sekitar 10 menit menunggu akhirnya dia pun masuk ke pesawat. Saat duduk, dia pun menyimpan tas kecil di sampingnya yang berisi telur itu. Ketika pesawat berada di ketinggian hingga menembus awan, tak lama kemudian seorang pramugari menghampirinya. “silahkan Pak”, kata pramugari itu dengan ramah. Sambil menyodorkan segelas kopi dan snack. “ iya, terima kasih”, jawab Mr. Setelah menikmati makanan itu, dia pun mengambil pemutar musik dan tidur sebentar. Sekitar 15 menit tidur, dia pun terbangun untuk buang air kecil. Namun, betapa kagetnya dia ketika menyadari dia tak sengaja menduduki tas itu saat tertidur pulas. Cepat- cepat ia membuka tas kecil itu dan mengambil bingkisan yang baru di kasih oleh anak sahabatnya itu. Ketika di bukanya ternyata telur itu telah pecah. Tapi yang anehnya, telur itu tidak mengeluarkan cairan sebagaimana telur biasanya. Dikumpulnya retakan-retakan telur itu. Saat mengumpulkannya ada sepotong gulungan kertas di dalamnya. Setelah membuka gulungan itu ternyata gulungan kertas itu adalah cek senilai 4 milyar rupiah. 
 ***TAMAT***

Maandag 08 April 2013

Makalah Pembuatan Kompos


Laporan
Pembuatan Kompos Bokashi

           

OLEH  :
*    Rendra Aji                                                          Mulyana
*    Syahrul Jamil                                          Evi Yulianti
*    Muh. Fikra                                                          Ririn Eviyanti
*    Muh. Tajul Asror                                     Devi Natalia

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 KENDARI
2012

KATA PENGANTARBismilah 2


Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan  penyusunan karya ilmiah ini.
Terima kasih kepada guru kami, karena telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat kompos BOKASHI sehingga kami dapat menyusun (laporan) karya ilmiah ini. Serta teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan bokashi serta penyusuan laporan ini. Sehingga  laporan ini dapat diselesaikan.
Laporan ini tidak lain berisi tentang cara PEMBUATAN KOMPOS BOKASHI dari bahan yang ada. Laporan ini juga di buat agar siswa lebih memahami tentang mengelolah lingkungan.
Penulis menyadari masih banyak yang harus disempurnakan dalam laporan ini, untuk itu penulis menerima semua saran dan kritik yang bersifat membangun dalam penyempurnaan laporan ini. Semoga  laporan ini dapat bermanfaat serta memudahkan dalam mempelajari materi ini.
Kendari, Agustus 2011
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................ (i)
DAFTAR ISI............................................................................................................... (ii)
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. (iii)
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 5
1.2Tujuan dan Prosedur Kerja.................................................................... 7
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA..................................................................................... 11
BAB 3 PEMBAHASAN............................................................................................ 15
BAB 4 PENUTUP..................................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan............................................................................................. 19
4.2 Saran........................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN









DAFTAR GAMBAR

Gambar  1 Bahan utama kompos
Gambar  2 Mencacah daun gamal
Gambar  3  Proses pencapuran bahan utama dengan larutan EM4.
Gambar  4 Tahap pengadukan
Gambar  5 Tahap pengeringan (penjemuran)
Gambar 6  Tahap pengemasan










BAB I
PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang
            Pupuk Kompos sering didefinisikan sebagai suatu proses penguraian yang terjadi secara biologis dari senyawa-senyawa organik yang terjadi karena adanya kegiatan mikroorganisme yang bekerja pada suhu tertentu didalam atau wadah tempat pengomposan berlangsung.
            Peningkatan produksi pertanian, tidak terlepas dari penggunaan bahan kimia, seperti pupuk buatan/anorganik dan pestisida. Penggunaan pupuk buatan/kimia dan pestisida saat ini oleh petani kadang kala sudah berlebihan melebihi takaran dan dosis yang dianjurkan, sehingga menggangu keseimbangan ekosistem, disamping itu tanah cendrung menjadi tandus, organisme-organisme pengurai seperti zat-zat rensik, cacing-cacing tanah menjadi habis, demikian juga binatang seperti ular pemangsa tikus, populasi menurun drastis.
Pemakian pupuk pada waktu yang bersamaan (awal musim hujan) oleh petani, mengakibatkan sering terjadi kelangkaan pupuk di pasaran, walaupun ada harganya sangat tinggi, sehingga sebagian petani tidak sanggup membeli, akibatnya tanaman tidak dipupuk, produksi tidak optimal. Perlu ada trobosan untuk mengatasi hal tersebut, salah satu diantaranya adalah pembuatan pupuk organik (kompos).
Bahan pembuatan pupuk organik atau lebih dikenal dengan kompos memanfatkan limbah pertanian, seperti jerami, daun-daunan, rumput, pupuk kandang, serbuk gergaji, bahan tersebut mudah didapat dan tersedia dilahan pertanian.
Hal itulah yang mendasari kami sebagai siswa- siswi SMAN 5 KENDARI membuat alternatif pemecahan masalah terhadap hal tersebut untuk membantu para petani dan lingkungan sekitar yaitu dengan memanfaatkan limbah tersebut dengan menjadikannya sebagai kompos yang  menggunakan teknologi yang sederhana dan cara pembuatannya lebih mudah dibuat karena memanfaatkan dari bahan yang mudah didapat seperti kotoran hewan ternak dan tentunya hasilnya pun lebih baik. Disamping itu pupuk organik memiliki manfaat serta mutu dan nilai yang ekonomis.





1.2  Tujuan dan Prosedur kerja
            Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan kompos bokashi serta memberi wawasan baru dari siswa itu sendiri dalam hal mengelola limbah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi kita sendiri maupun orang lain.

a.  Adapun Prosedur kerja dari pembuatan kompos terbagi menjadi 2, yaitu:
Alat-alat yang digunakan antara lain:
-       Karung goni
-       Ember
-       Sarung tangan
-       Masker
-       Alat pengaduk(sendok semen)

b.  Bahan-bahan pembuatan kompos antara lain:
-  Pupuk kandang (kotoran kambing)  25 kg
-  Dedak 12,5 kg
- Sekam padi yang belum dibakar 12 kg.
-  Gula pasir 1,5 - 3 sendok makan.
-  Air dan EM4 secukupnya.
1.3   Cara Pembuatan Kompos
-       Bersihkan pupuk kandang dari sampah organik seperti ranting dan batang rumput  yang dapat mengganggu proses pembuatan atau pengadukan.
-       Campurkan bahan-bahan berikutnya berupa dedak dan sekam padi yang belum dibakar, aduk hingga merata.
-       Campurkan larutan EM4, gula pasir, dan air, aduk hingga benar-benar larut dan merata.
-       Rapikan dalam bentuk gundukan. Tingginya 20 cm sampai dengan 1 m.
-       Tutup gudukan dengan mengggunakan karung.
-       Aduk (bolak-balik) satu kali setiap hari, dengan membalik bahan sedemikian rupa sehingga lapisan bagian bawah menjadi berada di bagian atas, dan sebaiknya. Hal ini dilakukan agar suhu pada bahan tidak panas.
-       Rapikan dan tutup kembali.





1.4  Tahapan pengomposan
1.  Pemilahan Sampah
Pada tahap ini dilakukan pemisahan sampah organik dari sampah anorganik (barang lapak dan barang berbahaya). Pemilahan harus dilakukan dengan teliti karena akan menentukan kelancaran proses dan mutu kompos yang dihasilkan.
2.                Pembalikan
Pembalikan dilakuan untuk membuang panas yang berlebihan, memasukkan udara segar ke dalam tumpukan bahan, meratakan proses pelapukan di setiap bagian tumpukan, meratakan pemberian air, serta membantu penghancuran bahan menjadi partikel kecil-kecil.
3.                Pematangan
-       Setelah pengomposan berjalan 30 – 40 hari, suhu tumpukan akan semakin menurun hingga mendekati suhu ruangan.
-       Pada saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna coklat tua atau kehitaman. Kompos masuk pada tahap pematangan selama 14 hari.

4.  Penyaringan
Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran partikel kompos sesuai dengan kebutuhan serta untuk memisahkan bahan-bahan yang tidak dapat dikomposkan yang lolos dari proses pemilahan di awal proses.
5.                Pengemasan dan Penyimpanan
            Kompos yang telah disaring dikemas dalam kantung sesuai dengan kebutuhan pemasaran. Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang yang aman dan terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur dan tercemari oleh bibi jamur dan benih gulma dan benih lain yang tidak diinginkan yang mungkin terbawa oleh angin






BAB II
KAJIAN PUSTAKA
 Kompos atau humus adalah sisa-sisa mahluk hidup yang telah mengalami pelapukan, bentuknya sudah berubah seperti tanah dan tidak berbau. Kompos memiliki kandungan hara yang lengkap meskipun persentasenya kecil. Kompos juga mengandung senyawa-senyawa lain yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Kompos  juga merupakan hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobic. Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Peranan kompos bagi kesuburan tanah. Sumbangan utama yang dapat diberikan oleh kompos dalam kaitannya dengan kesuburan tanah ialah menyediakan bahan humus kedalam tanah, menyediakan nutrisi pokok (nitrogen, fosfor, kalium) untuk tanaman, menyediakan unsur hara mikro untuk tanaman dan memperbaiki kondisi fisik tanah, karena kompos merupakan bahan koloidal dengan muatan elektrik negatif, sehingga dapat di koagulasikan oleh kation-kation dan partikel tanah untuk membentuk granula granula tanah. Dengan demikian penambahan kompos memperbaiki struktur, tekstur dan lapisan tanah (Gaur, 1982).
Beberapa bakteri pembusuk lendir perekat (gum) dan yang mempunyai pengaruh terhadap agregat tanah telah banyak diisolasi dari kompos, diantaranya adalah Rhizobium trifolii, Bacillus puvifaciens, Beijerinckia dan Agrobacterium. Bakteri-bakteri tersebut mempunyai efek yang positif terhadap stabilitas agregat tanah  dan mengandung karbohidrat, asam uronat dan protein (Subba Rao, 1982).
Kompos selain dapat menghindari perubahan keasaman dan kebasaan tanah yang cepat, dapat juga meningkatkan infiltrasi air dalam tanah, mengubah warna tanah dan meningkatkan kapasitas absorpsi panas serta berguna dalam pengendalian erosi tanah (Gaur, 1982).
  Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa Jepang yang  berarti “bahan organik yang telah difermentasikan, pupuk ramah lingkungan dan termaksud bahan organik kaya sumber kehidupan. Ciri-ciri pupuk bokashi yang baik warna coklat kehitam-hitaman, bahan hancur, lembab tidak keras dan tidak bau, bau seperti tanah atau humus (Indroprahasto, 2010).
            Dalam proses pengomposan di tingkat rumah tangga, sampah dapur umumnya menjadi material yang dikomposkan, bersama dengan starter dan bahan tambahan yang menjadi pembawa starter seperti sekam padi, sisa gergaji kayu, ataupun kulit gandum dan batang jagung (Yusuf, 2000).
            Mikroorganisme starter umumnya berupa bakteri asam laktat, ragi, atau bakteri fototrofik yang bekerja dalam komunitas bakteri, memfermentasikan sampah dapur dan mempercepat pembusukan materi organik. Umumnya pengomposan berlangsung selama 10-14 hari. Kompos yang dihasilkan akan terlihat berbeda dengan kompos pada umumnya; kompos bokashi akan terlihat hampir sama dengan sampah aslinya namun lebih pucat. Pembusukan akan terjadi segera setelah pupuk kompos ditempatkan di dalam tanah.
Pupuk Bokashi, menurut Wididana et al (1996) dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi tanaman, serta menghasilkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang berwawasan lingkungan. Pupuk  bokashi tidak meningkatkan unsur hara tanah, namun hanya memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, sehingga pupuk anorganik masih diperlukan (Cahyani, 2003). Pupuk bokashi, seperti pupuk kompos lainnya, dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kandungan material organik pada tanah yang keras seperti tanah podzolik sehingga dapat meningkatkan aerasi tanah dan mengurangi bulk density tanah (Susilawati, 2000, dan Cahyani, 2003).
Berdasarkan hasil penelitian Cahyani (2003), Penambahan pupuk bokashi berbahan dasar arang sekam padi dapat meningkatkan nilai batas cair dan batas plastis tanah latosol, namun terjadi peningkatan indeks plastisitas. Penambahan bokashi arang sekam padi juga berpengaruh terhadap kekuatan geser tanah dan peningkatan tinggi maksimum tanaman. Bokashi juga dapat digunakan untuk mengurangi kelengketan tanah terhadap alat dan mesin bajak sehingga dapat meningkatkan performa alat dan mesin bajak (Yusuf, 2000), dengan pengaplikasian bokashi sebelum pengolahan tanah dilakukan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Bokashi
 Bokashi adalah bahan organik kaya akan sumber hayati. Bokashi merupakan hasil fermentasi bahan organik dari limbah pertanian (pupuk kandang, jerami, sampah, sekam serbuk gergaji, rumput dll.) dengan menggunakan EM-4. EM-4 (Efektif Microorganisme-4) merupakan bakteri pengurai dari bahan organik yang digunakan untuk proses pembuatan bokashi, yang dapat menjaga kesuburan tanah sehingga berpeluang untuk meningkatkan produksi dan menjaga kestabilan produksi. Bokashi selain dapat digunakan sebagai pupuk tanaman juga dapat digunakan sebagai pakan ternak.
Pupuk Bokashi merupakan salah satu pupuk organik yang banyak memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan penggunaan pupuk bokashi diharapkan dapat membantu menyuburkan tanaman, mengembalikan unsur hara dalam tanah, sehingga kesuburan tanah tetap terjaga dan ramah lingkungan.
Kelebihan pupuk organik dari pupuk anorganik cukup banyak diantaranya : Bahan mudah diperoleh (murah) ,pembuatan sangat mudah, pupuk organik adalah pupuk lengkap, pupuk organik berfungsi juga memperbaiki kesuburan tanah, dapat tersimpan dalam tanah dengan waktu yang lama, sedangkan pupuk anorganik bahkan cendrung sebaliknya.

3.2    Hasil Pengamatan yang dilakukan
1.          Mengamati perubahan bahan organik. Hari pertama, bahan organik belum hancur, warna masih terlihat terang dan tidak berbau.
2.          Hari kedua sampai hari kelima, bahan organik sebagian hancur, warna belum mengalami perubahan, terasa hangat dan berbau menyengat.
3.          Hari kesembilan sampai hari kesepuluh, bahan organik mulai hancur, masih terasa hangat  warna sudah gelap dan sangat berbau.
4.          Hari kedua belas sampai hari ketujuh belas, bahan organik dan teksturnya mulai hancur, dan bau berkurang.
5.          Hari kedua puluh sampai kedua puluh tujuh, dilakukan pengeringan dengan cara menjemur pada panas matahari. Sedangkan bahan organik teksturnya sangat hancur, warnanya coklat, sedikit halus dan tidak berbau lagi.


3.3  Mutu kompos
Kompos yang bermutu adalah kompos yang telah terdekomposisi dengan sempurna serta tidak menimbulkan efek-efek merugikan bagi pertumbuhan tanaman.
Kompos yang baik memiliki beberapa ciri sebagai berikut :
1.    Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah,
2.    Berefek baik jika diaplikasikan pada tanah,
3.    Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan, dan
4.    Tidak berbau.








BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan ini yaitu pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahan organik dapat dikomposkan sehingga kita dapat memanfaatkan apa yang ada disekitar kita menjadi lebih baik dan bermanfaat.

4.2 Saran
Mengingat pentingnya melestarikan lingkungan sekitar kita, maka kegiatan pengomposan ini perlu dilakukan. Agar lingkungan kita bersih dari sampah sehingga lingkungan menjadi asri.





DAFTAR PUSTAKA
Abdurohim, Oim. 2008. Pengaruh Kompos Terhadap Ketersediaan Hara Dan Produksi Tanaman Caisin Pada Tanah Latosol Dari Gunung Sindur, sebuah skripsi. Dalam IPB Repository, diunduh 13 Juni 2010.
Cahyani, Sri Susanti. 2003. Pengaruh Pemberian Bokashi Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Tanah serta Pertumbuhan Tanaman Pak Choi (Brassica chinensis L), sebuah skripsi. Dalam IPB Repository diunduh 12 Juni 2010.
Guntoro Dwi,dkk. 2003. Pengaruh Pemberian Kompos Bagase Terhadap Serapan Hara Dan Pertumbuhan Tanaman Tebu(Saccharum officinarum L.). Dalam Buletin Agronomi, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor.

Indroprahasto, S. Miskin? No Way, Bokashi Solusinya. Ilmu Komunikasi.
Isroi. 2008. KOMPOS. Makalah. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor.

Ritapunto, 2008. Bokashi express. http://www.wikimu.com/News/ DisplayNews. aspx?id=11513
Rohendi, E. 2005. Lokakarya Sehari Pengelolaan Sampah Pasar DKI Jakarta, sebuah prosiding. Bogor, 17 Februari 2005.
Susilawati, Rini. 2000. Penggunaan Media Kompos Fermentasi (Bokashi) dan Pemberian Effective Microorganism - 4 (EM-4) Pada Tanah Podzolik Merah Kuning Terhadap Pertumbuhan Semai Acacia mangium Wild, sebuah skripsi. Dalam IPB Repository diunduh 12 Juni 2010.
Yusuf, Yuslita. 2000. Pengaruh Pemberian Bokashi Batang Jagung Terhadap Kelengketan Tanah (Soil Stickiness) Pada Alat Pengolahan Tanah Bajak Singkal, sebuah skripsi. Dalam IPB Repository diunduh 12 Juni 2010.
Lampiran

Gmbr. 1 bahan utama kompos




Gmbr 2. Mencacah daun gamal


















Gmbr 3. Proses pencapuran bahan utama dengan larutan EM4.






Gmbr 4. Tahap pengadukan




Gmbr 5. Tahap pengeringan (penjemuran)






Gmbr 6. Tahap pengemasan

Wikipedia

Soekresultate